Sabtu, 28 Juni 2008

Sajak Pendek Untuk Ana

maaf...
aku menemukan wajahmu pada dinding biru sebelah rumah,
wajah itu kubawa pulang, ku pampang di ruang tamu.

Lukisan Laut

burung kecil menaiki sebuah kapal,
tak berpenghuni di tengah lautan,
diam senyap, seperti lukisan.
si burung lalu menukik ke air,
mungkin mencicipi tawar rasa laut,
lalu terbang lagi entah kemANA,
tinggallah kapal kosong di tengah lautan,
diam, senyap, seperti lukisan.

Jumat, 27 Juni 2008

Untuk Yanti

"tak lagi kuncup
kembang mekar
daun lebat
batang tinggi
buah tak terjangkau"
ini adalah kalimat pertama setelah ribuan kata ku sampaikan sebelumnya.
namun kau hanya tersipu,
"ah...biasa saja...".

Menanti Mak

perang kali ini tak perlu banyak waktu
tak butuh senjata
takkan meneteskan darah
tidak membuat luka.
tapi mengapa kau tak kunjung pulang mak?
halaman rumah yang tak pernah kusapu lagi,
berlumut...

Aku dan Gulai

ketika aku bergulai dalam belanga,
ibu menawarkan aku pada anak yang lain,
"kau pasti suka ini, makanlah dengan lahap, kunyah daging-dagingnya, remukkan tulang-tulangnya, teguk kuah darahnya sampai habis".

Puisi Kecil

aku t'lah berlayar ke seluruh penjuru pantai
hingga berlabuh di sebuah pulau...
tak berpenghuni...
menelusuri rimba tak bertuan
mencari celah
bajuang iduik